NgeShare - X_Tea Story, Salah Satu Rekomendasi Es Teh Pinggir Jalan di Ngawi


Di kala musim penghujan telah datang dan gempuran mie rebus yang mulai berseliweran, saya rasa pamor dari es teh pinggir jalan belum begitu tergoyahkan. Apalagi ini sudah memasuki bulan ramadhan. Masih banyak orang yang berlalu lalang untuk sekadar berburu es teh di waktu petang. Untuk apalagi kalau bukan melepaskan dahaga setelah seharian berpuasa.

Bicara tentang es teh yang dijual di pinggir jalan, kita sudah banyak tahu bahwa fenomena kehadirannya tak lepas dari adanya kemarau panjang yang pernah kita rasakan sebelumnya. Panas yang terasa sangat membuat rasa haus begitu berat. Pengen yang dingin-dingin dan segar-segar, tapi yang praktis pula. Alhasil mulai bermunculanlah penjual-penjual es teh di pinggir jalan dengan berbagai merk dan rasa yang ditawarkan.

Semenjak viralnya es teh pinggir jalan, rasa-rasanya hampir semua kota di Indonesia, bahkan di setiap sudutnya pasti bisa dijumpai penjual es teh pinggir jalan. Tak terkecuali di daerah saya tinggal, yaitu Kabupaten Ngawi. Di sini pun bisa dijumpai banyak penjual es teh pinggir jalan dengan berbagai merk. Ada yang hanya menjual es teh original, ada pula yang menjual dengan berbagai varian rasa maupun varian minuman. Dan hampir setiap jalan sudah pasti bisa dijumpai stand-stand penjual es teh, hingga pernah membuat saya terheran-heran bukan kepalang. Hmm, nampaknya usaha ini terlihat cukup menggiurkan, ya, hehe…

Oiya, di antara banyaknya merk es teh pinggir jalan yang ada di daerah saya tinggal, ada satu merk es teh yang menurut saya worth it. Worth it sesuai rasa dan harganya, ya. Kalau menurut reviewer gadget sih, worth it di kelasnya (hehe…). Nama merk es tehnya ialah X_Tea Story.

Harga es tehnya mulai dari Rp3.000,00.

Merk es teh pinggir jalan yang baru buka kurang dari setahun ini, menurut saya worth it sekali untuk dicoba. Selain karena rasanya yang cocok di lidah saya, juga karena harganya yang pas di kantong, tidak terlalu mahal, cukup murah. Ada yang harganya Rp3.000,00 lho. Selain itu porsinya pun lumayan besar atau jumbo.

Berlokasi di pinggir jalan raya besar, tepatnya di Jalan Ahmad Yani Kabupaten Ngawi (bisa dicari di google dengan kata kunci “x_teastory ngawi”), membuat merk es teh ini mudah ditemukan dan jarang sekali sepi dari pembeli. Barangkali sepinya hanya ketika hujan tiba.

Stand X_Tea Story.

Untuk es teh yang dijual di sini tidak hanya es teh original. Ada beberapa varian minuman lainnya, seperti Tea Tarik, Tea Lemon, Tea Leci, Orange Yaksu, Melon Yaksu, Leci Yaksu, Strawberry, Coffee Leci, Coffee Lemon, Float Coffee Milk, Mango Squash, Blue Lemon Squash, Matcha Float, Red Velvet Float, dan Taro Float.

Menu minuman yang tersedia di X_Tea Story.

Dan kemarin sore, saya menjadikannya sebagai pilihan pelengkap berbuka puasa. Tea lemon sebagai pilihannya. Oiya, di sini minuman best sellernya yang Float Coffee Milk, ya. Kalau favorit saya sih Tea Lemon dan Coffee Lemonnya. Rasa yang sesuai di lidah dan harganya yang juga sesuai di kantong saya (hehe…). Nah, kira-kira itu cerita dan pilihan saya terkait es teh pinggir jalan. Kalau pilihan es teh pinggir jalanmu yang mana? Bisa komen di bawah, ya.

Tea lemon pelepas dahaga saya di waktu berbuka puasa kemarin.

NgeShare - Pengalaman Nonton Toyzland

Siang kemarin tepatnya tanggal 10 Maret 2024, ada sebuah ajakan dari salah seorang kawan. Ajakan untuk menonton sebuah event di Kota Madiun yang namanya Toyzland. Sudah terlihat dari namanya kan terkait isi dari event ini? Yups, benar, pada event ini ada pameran mainannya. Eits, tapi nggak cuma itu aja yang ada di event ini, ada juga beberapa kegiatan menarik seperti community talks, mini games, dan kompetisi cosplay. Event ini diadakan di Suncity Mall Madiun dan berlangsung dari jam 11:00 sampai 17:00 WIB. Kebetulan karena kemarin saya sedang luang, saya pun mengiyakan ajakan kawan saya tadi. Selain bisa untuk refreshing, ini juga bisa menjadi pengalaman pertama saya mengikuti event semacam ini, hehe…

Sekitar jam 13:15 WIB, berangkatlah kami berdua dengan mengendarai motor. Di bawah langit mendung yang hujan enggan turun, kami sampai di lokasi sekitar jam 14:30 WIB. Ya, rata-rata segitulah waktu tempuh dari Ngawi ke Madiun, sekitar 1 jaman. Sampai di lokasi, saya dan juga kawan saya cukup terheran-heran dengan begitu ramainya orang yang datang. Gimana nggak heran, parkirannya aja sampai overload. Yah, barangkali ini karena hari Minggu dan juga libur panjang, jadi maklumlah banyak yang berkunjung.

Beberapa cosplayer di Toyzland.

Oiya, sebelum sampai di lokasi eventnya, saya sudah mencium bau-bau nuansa jejepangan. Hal itu terlihat dari adanya beberapa orang yang memakai kimono di parkiran. Bahkan ketika mulai memasuki mall, saya juga melihat ada beberapa cosplayer yang sibuk mempersiapkan diri. Di lokasi sendiri, saya dan juga kawan saya melihat sudah banyak orang berkumpul menyaksikkan pameran mainan di sana.

Beberapa both pameran mainan di Toyzland.

Ada beberapa mainan yang dipamerkan di sana, mulai dari RC, mainan pistol dan senapan, action figur, tamiya, hingga diecast. Dari beberapa mainan itu, ada dua jenis mainan yang menarik perhatian saya sekaligus mengingatkan kenangan lama. Siapa lagi kalau bukan tamiya dan juga crush gear. Dua mainan yang pernah ramai pada masanya dan juga pernah saya mainkan dulu waktu masih kecil.

Mainan tamiya dan crush gear.

Lain halnya dengan kawan saya, ia justru tertarik dengan pameran RC. Ya, pasalnya akhir-akhir ini dia sedang asyik menekuni hobi barunya, yaitu bermain RC. Kebetulan pameran RC itu dibuat oleh komunitas RC Madiun, jadilah kawan saya tadi mengobrol dengan beberapa anggota komunitas tersebut. Selain menambah relasi, tentunya bisa dapat referensi terkait RC, ujarnya. Saya sendiri awalnya cukup tertarik untuk bermain mainan ini, tapi setelah melihat harganya yang cukup lumayan mehong, pending dulu deh, lain kali kalau udah ada uangnya, hehe…

Kawan saya yang sedang ngobrol dengan salah satu anggota komunitas RC Madiun.

Oiya, di pameran RC ini kami tak hanya bisa menonton RC yang dipajang, melainkan juga bisa memainkannya. Saya dan kawan saya tak menyia-nyiakan kesempatan ini, itung-itung bisa sekalian nostalgia.

Salah satu sesi community talks di Toyzland.

Tak begitu jauh dari pameran mainan RC, terdengar teriakan beberapa orang yang terasa seru. Teriakan yang kemudian saya lihat berasal dari booth arena tanding beyblade. Wah, beyblade? Salah satu mainan yang pernah ramai di masa kecil saya dulu. Ingin sekalian nostalgia, saya pun ikut nimbrung di situ. Cukup seru melihat tanding beyblade, jadi teringat masa kecil dan pengen main lagi. :’)

Duel beyblade.

Hampir dua jam lebih kami berdua menghabiskan waktu di sana. Setelah puas cuci mata dan nostalgia, kami memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan pulang, kawan saya tadi bercerita kalau dia mendapat banyak masukan dan referensi dari anggota komunitas RC yang dijumpainya. Dari itu semua, katanya dia jadi lebih bersemangat untuk menekuni hobi barunya ini. Yah, namanya hobi, semoga bisa selalu membuatmu happy, ya, kawan.

NgeShare - Nyekar


Kita ketahui bersama kalau fitur status sudah cukup lama ada pada aplikasi Whatsapp. Sama seperti halnya fitur story yang ada di aplikasi Instagram, memungkinkan penggunanya dapat membagikan kegiatan, informasi, atau bahkan curahan hatinya dalam bentuk foto, video, dan juga tulisan.

Bicara soal fitur status di aplikasi Whatsapp, sebagai salah satu penggunanya saya kebetulan baru saja melihat status salah seorang tetangga yang kontaknya saya simpan dua bulan lalu. Status yang diunggah dalam bentuk foto yang menunjukkan kegiatannya sewaktu berziarah ke makam alm. suaminya. Seusai melihat status itu, saya jadi teringat, “Oh, iya, sebentar lagi bulan ramadhan, ya.”

Sontak saya pun jadi teringat juga pada salah satu kegiatan rutin yang saya lakukan setiap menjelang bulan ramadhan, yaitu ziarah ke makam leluhur atau di daerah saya tinggal dikenal dengan istilah nyekar. Mengunjungi, membersihkan, sekaligus mendoakan arwah leluhur di makamnya, merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat di daerah saya tinggal. Bahkan kegiatan ini pun juga dianjurkan dalam keyakinan saya.

Kegiatan nyekar yang rutin saya lakukan menjelang bulan ramadhan ini sebenarnya tidak lepas dari campur tangan alm. Bapak. Sebelum mengenal kegiatan ini, setiap menjelang bulan ramadhan, saya sering mendengar alm. Bapak meminta untuk dibelikan bunga ke almh. Ibu ketika almh. Ibu hendak pergi ke pasar. Dan ketika saya tanya alm. Bapak terkait untuk apa membeli bunga tersebut, jawabnya ialah untuk nyekar.

Lambat laun, saya mulai penasaran dengan kegiatan itu. terlebih  lagi saya penasaran dengan makam leluhur saya, seperti makam alm. Kakek dan juga makam almh. Nenek. Pasalnya, saya sudah sangat lama tidak melihat atau mengunjungi makamnya. Pada akhirnya saya mulai mengikuti alm. Bapak ketika beliau akan nyekar.

Kegiatan nyekar yang awalnya tidak saya ketahui, kini tiap tahun selalu saya upayakan. Terlebih sewaktu almh. Ibu meninggal. Setiap menjelang bulan ramadhan, saya selalu menyempatkan diri untuk bertanya kepada alm. Bapak terkait kapan beliau akan nyekar. Ya, kalau tahu rencana beliau akan nyekar kan kesananya bisa bareng, hehe…

Dan setiap kali pergi nyekar, saya dan juga alm. Bapak pergi ke kompleks pemakaman yang kami tuju dengan menaiki sepeda. Jarak antara rumah dengan kompleks pemakaman yang tak begitu jauh, menjadikan sepeda sebagai alternatif saya dan juga alm. Bapak untuk pergi ke sana. Itung-itung bisa sekalian olahraga, hehe…

Oiya, sekadar informasi, kalau kompleks pemakaman yang kami kunjungi tiap tahun untuk nyekar ini merupakan lokasi dimakamkannya alm. Kakek, almh. Nenek, alm. Pakdhe, almh. Tante, almh. Kakak, serta almh. Ibu. Jadi, bisa dibilang hampir semua keluarga besar saya yang sudah meninggal dimakamkan di kompleks pemakaman ini. Termasuk alm. Bapak yang dimakamkan bersebelahan dengan makam almh. Ibu.

Kompleks pemakaman yang saya kunjungi.

Berangkat dari kenangan dan juga status Whatsapp tetangga saya itu, tadi pagi saya memutuskan untuk nyekar. Meskipun nuansanya terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, saya tetap berusaha untuk menunaikannya. Bila nyekar di tahun-tahun sebelumnya, saya masih ditemani alm. Bapak, nyekar tahun ini saya ditemani rindu dan juga do’a.

Selesai nyekar, saya tak langsung pergi dari kompleks pemakaman. Sekitar 10 hingga 20 menit, saya biasanya menyempatkan diri untuk sekadar duduk-duduk di dekat makam alm. Bapak sambil menikmati suasana makam yang saya rasa sangat menenangkan. Mungkin terlihat aneh ya, tapi menurut saya ini sesuatu yang perlu saya lakukan. Selain dapat mengingatkan diri terhadap kematian, juga sesekali memunculkan pertanyaan dalam benak saya.

Pertanyaan tentang apakah nantinya saya juga akan dimakamkan di pemakaman ini ketika meninggal. Dan juga pertanyaan tentang apakah nantinya ada yang mau mengunjungi makam saya. Untuk pertanyaan pertama, mungkin saya nanti masih bisa berpesan ke orang terdekat. Sedangkan untuk pertanyaan yang kedua, ini hal yang tak bisa saya rencanakan atau perkirakan tentunya. Tapi mau bagaimanapun nantinya, saya hanya bisa berharap semoga segalanya bisa berjalan atau berakhir dengan sebaik-baiknya. Amin.

Makam alm. kakek, alm. pakdhe, almh. tante, almh. kakak, almh. ibu, alm. bapak, dan almh. nenek.

NgeShare - Garang Asem Terenak di Kota Ngawi Menurut Saya


Siang tadi seberes bekerja, kakak saya pulang dengan membawa beberapa lauk makanan untuk saya dan juga Caca. Kebetulan hari ini saya belum sempat memasak karena masih repot menjaga Caca yang dari sejak tadi malam rewel akibat efek imunisasi kemarin. Syukurlah siangnya, rewel Caca sudah cukup mereda. Mungkin karena ibunya sudah ada di rumah, ya, hehe…

Kembali lagi ke beberapa lauk makanan yang telah dibawa oleh kakak saya tadi, saya melihat di antaranya ada salah satu makanan yang menjadi perhatian saya. Garang asem namanya. Makanan yang banyak dikenal orang khas daerah Jawa Tengahan ini menarik perhatian saya, selain karena sudah lama tak memakannya juga ada kenangan tersendiri tentangnya.

Mundur sekitar 10 tahun yang lalu, alm. Bapak pertama kali memperkenalkannya. Makanan yang terkenal dengan rasanya yang pedas, gurih, asam, nan segar ini dibawa oleh alm. Bapak ke rumah sepulangnya bekerja. Kata alm. Bapak, garang asem ini pemberian dari salah seorang rekan kerjanya yang baru saja purna tugas. Dalam rangka syukuran rekan kerjanya, ujarnya.

Waktu itu pertama kalinya saya mencicipi makanan satu ini. Awalnya terasa kurang familiar dengan rasanya, tapi lama-lama kok malah terasa enak (hehe…). Dan setelah itu, saya mulai sering memakannya. Dengan lidah yang sudah terbiasa terhadap rasanya, saya rasa inilah garang asem yang paling cocok di lidah saya. Hingga saya nobatkan menjadi garang asem terenak di kota saya tinggal, yaitu Ngawi.

Tampilan garang asemnya.

Pernah saya mencoba untuk mencicipi garang asem di lain tempat di Ngawi, tapi saya rasa garang asem yang dijual di rumah makan dengan nama Depot Rizki ini masihlah yang terbaik. Belum ada yang bisa menggantikannya menurut lidah saya.

Oiya, barangkali kalau di antara pembaca penasaran dengan rasanya atau sedang singgah di kota yang terkenal dengan perempatan Kartoyono Medot Janjinya ini, bisalah menyempatkan diri untuk mencicipinya. Mungkin rasanya akan cocok di lidah pembaca, kalaupun tidak, ya setidaknya sudah pernah mencicipinya (hehe…). Untuk lokasi rumah makannya sendiri cukup mudah ditemui. Berlokasi di Jl. Ahmad Yani No.665, Karangrejo, Beran, Kec. Ngawi, Kabupaten Ngawi, atau tepatnya di seberang UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngawi.


Kalau harganya tergantung jenisnya, ya. Untuk garang asem ayam harganya Rp16.000, garang asem lele harganya Rp15.000, dan untuk garang asem ampela juga Rp15.000. Gimana, kira-kira mau mencobanya kah? Atau kamu punya rekomendasi tersendiri? Bisa dituliskan di kolom komentar, ya. 😁

NgeShare - Sampah, Incinerator, dan Tel-Urator


Sampah merupakan sebuah hal yang barang tentu sudah lama kita kenali dan juga sering jumpai. Jika kita lihat, sampai saat ini sampah masih menjadi salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh manusia sehari-hari. Terutama soal pengelolaannya. Bila hanya langsung dibuang tanpa adanya proses pengelolaan yang baik, tentunya ini akan menimbulkan masalah baru.

Saya jadi teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan sempat ramai dimuat di berita. Darurat sampah dan lahan pembuangan yang terbatas. Membuat adanya penumpukan sampah dan terganggunya kenyamanan masyarakat. Alhasil, masyarakat dituntut untuk lebih bijak dalam menangani sampah rumah tangganya.

Sudah kita ketahui bersama bahwa secara umum sampah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan juga sampah anorganik. Untuk sampah organik, kita bisa dengan mudah mendaurnya. Lain halnya dengan sampah anorganik yang perlu penanganan khusus untuk dapat mendaur atau mengolahnya.

Dalam mengolah sampah anorganik, kita tahu ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satunya ialah membakarnya dengan menggunakan alat yang bernama incinerator sampah. Ya, incinerator sampah, sebuah alat yang dikenal untuk membakar limbah/ sampah dalam bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran pada suhu tertentu.

Sebenarnya alat incinerator sampah ini sudah cukup lama ditemukan, tapi sayangnya belum begitu banyak yang mengenal. Kurangnya sosialisasi jadi faktor utamanya. Padahal alat ini sangat efektif untuk mengurangi jumlah timbunan sampah, terutama sampah anorganik.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa alat incinerator sampah yang digunakan, dan salah satunya adalah Incinerator Tel-Urator atau Telurator. Alat incinerator sampah yang dibuat oleh PT. Bhakti Unggul Teknovasi, perusahaan alih teknologi dari hasil riset Telkom University.

Sumber foto: but.co.id/products/incinerator/

Alat yang telah dikembangkan sejak 3-4 tahun ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah timbunan sampah. Bukan tanpa alasan, sebab alat ini memiliki kapasitas pembakaran 300 kg/ jam atau 2 ton/ hari. Selain itu, Tel-Urator ini juga memiliki beberapa kelebihan seperti minim asap, mampu membakar sampah kering dan basah, kecepatan bakar yang cepat, dilengkapi sistem cyclone yang membuat abu terbang terperangkap dan terbakar ulang, biaya operasional yang murah, dilengkapi insulator dan refractory yang membuat suhu tidak menyebar, serta yang paling penting alat ini sudah teruji emisi.

Wah, inovasi yang bagus, ya. Sayangnya dengan hadirnya inovasi ini, hadir pula perdebatan terkait dampak penggunaannya. Namun, saya rasa alat incinerator sampah seperti halnya Tel-Urator ini akan tetap menjadi solusi baik selama digunakan dengan tepat.

Beranjak dari penjelasan di atas, permasalahan sampah memang bukanlah hal yang mudah. Tentunya dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat menyelesaikannya. Mungkin akan butuh beberapa waktu untuk akhirnya bisa berjalan sesuai harapan. Tapi dalam jangka panjang, tentu akan baik sekali. Jadi, bagaimana menurut kamu?